Rudal jarak pendek yang diujicoba Korea Utara dan disebut sebagai teknologi canggih diduga rudal buatan Rusia. (Reuters/KCNA)
Seoul, CNN Indonesia -- Korea Utara menguji rudal anti kapal yang disebutnya “cangggih” dengan dihadiri oleh Kim Jong Un.
Namun para pengamat mengatakan rudal “canggih” yang diujicoba pada Sabtu (7/2) tampaknya rudal rancangan Rusia.
Pengumuman uji coba ini dikeluarkan hanya beberapa minggu sebelum latihan militer bersama Korea Selatan dan Amerika Serikat, yang setiap tahun mendapat tanggapan berupa retorika dan janji pembalasan dari Pyongyang.
Uji coba rudal ini dilakukan di Laut Timur dan media Korea Utara mengatakan “roket pintar ini dengan tepat mencari, melacak dan menghantam kapal ‘musuh’ setelah diluncurkan.”
Kementerian Korea Selatan mengatakan lima rudal jarak pendek yang ditembakkan pada Minggu (8/2) memiliki jangkauan 200 kilometer.
Kantor berita Korea Utara KCNA mengatakan tujuan pembuatan rudal baru ini adalah agar Korea Utara bisa mempertahankan wilayah perairan, dan “bereaksi keras atas berbagai upaya armada musuh melakukan serangan militer, baik berupa pertempuran jarak dekat maupun jarak jauh.”
Media Korea utara juga menerbitkan gambar Kim Jong Un yang dengan berseri-seri berdiri bersama para jenderal militer yang sedang bertepuk tangan.
KCNA juga melaporkan bahwa Kim menyatakan “puas” atas kualitas “tingkat tertinggi” roket-roket yang dibuat di Korea Utara itu.
Tetapi pernyataan ini dipertanyakan karena seorang analis menulis bahwa senjata itu tampak seperti rudal anti kapal Rusia Kh-35E.
“Tidak jelas apakah KPN, Angkatan Laut Korea Utara, mendapatkan sistem itu langsung dari Rusia atau pihak ketiga,” tulis Joseph S. Bermudez dari situs analisis Korea Utara, 38 North.
“Jika sistem baru ini dengan sukses terintegrasi pada KPN dan dikerahkan secara luas, maka ini adalah langkah maju dalam upaya mengganti peralatan kuno milik mereka dan meningkatkan ancaman terhadap Korea Utara dan kapal AL AS di wilayah.”
Bermudez juga memperingatkan bahwa ini hanyalah “potensi perkembangan” karena militer Korea Utara memiliki “sejarah panjang terkait kelambatan dalam integrasi sistem.”
Tahun ini, Korea Utara mengajukan protes tahunan atas latihan militer AS-Korea Utara yang sebelumnya disebut sebagai “adu pedang bersama.”
Negara ini menawarkan moratorium nuklir awal wahun ini dengan imbalan penghentian latihan militer itu.
Namun Amerika Serikat menolak usul itu dan juru bicara Departemen Luar Negeri AS menyebutnya sebagai “pilihan yang salah”.
Sejak itu, melalui KCNA Korea Utara mengecam AS dengan slogan-slogan berwarna seperti : “Mari kita sapu dan habiskan musuh dan bunuh mereka!” dan peringatan bahwa AS “imperialis akan menghadapi kiamat terakhir.”
Setelah Perang Korea, yang berakhir dengan perlucutan senjata pada 1953, AS mempertahankan personel militer di Korea Utara.
Dan berdasarkan satu traktak pertahanan bersama, kedua negara melakukan latihan militer bersama antara unit-unit AS dan pasukan Korea Utara yang mereka sebut sebagai upaya pertahanan diri yang wajar.
Sumberhttp://edition.cnn.com/2015/02/09/asia/north-korea-missiles/index.html
(yns)
Namun para pengamat mengatakan rudal “canggih” yang diujicoba pada Sabtu (7/2) tampaknya rudal rancangan Rusia.
Pengumuman uji coba ini dikeluarkan hanya beberapa minggu sebelum latihan militer bersama Korea Selatan dan Amerika Serikat, yang setiap tahun mendapat tanggapan berupa retorika dan janji pembalasan dari Pyongyang.
Uji coba rudal ini dilakukan di Laut Timur dan media Korea Utara mengatakan “roket pintar ini dengan tepat mencari, melacak dan menghantam kapal ‘musuh’ setelah diluncurkan.”
Kementerian Korea Selatan mengatakan lima rudal jarak pendek yang ditembakkan pada Minggu (8/2) memiliki jangkauan 200 kilometer.
Kantor berita Korea Utara KCNA mengatakan tujuan pembuatan rudal baru ini adalah agar Korea Utara bisa mempertahankan wilayah perairan, dan “bereaksi keras atas berbagai upaya armada musuh melakukan serangan militer, baik berupa pertempuran jarak dekat maupun jarak jauh.”
Media Korea utara juga menerbitkan gambar Kim Jong Un yang dengan berseri-seri berdiri bersama para jenderal militer yang sedang bertepuk tangan.
KCNA juga melaporkan bahwa Kim menyatakan “puas” atas kualitas “tingkat tertinggi” roket-roket yang dibuat di Korea Utara itu.
Tetapi pernyataan ini dipertanyakan karena seorang analis menulis bahwa senjata itu tampak seperti rudal anti kapal Rusia Kh-35E.
“Tidak jelas apakah KPN, Angkatan Laut Korea Utara, mendapatkan sistem itu langsung dari Rusia atau pihak ketiga,” tulis Joseph S. Bermudez dari situs analisis Korea Utara, 38 North.
“Jika sistem baru ini dengan sukses terintegrasi pada KPN dan dikerahkan secara luas, maka ini adalah langkah maju dalam upaya mengganti peralatan kuno milik mereka dan meningkatkan ancaman terhadap Korea Utara dan kapal AL AS di wilayah.”
Kim Jong Un menyaksikan langsung uji coba rudal jarak pendek baru milik Korea Utara yang disebutnya canggih. (Reuters/KCNA)
|
Tahun ini, Korea Utara mengajukan protes tahunan atas latihan militer AS-Korea Utara yang sebelumnya disebut sebagai “adu pedang bersama.”
Negara ini menawarkan moratorium nuklir awal wahun ini dengan imbalan penghentian latihan militer itu.
Namun Amerika Serikat menolak usul itu dan juru bicara Departemen Luar Negeri AS menyebutnya sebagai “pilihan yang salah”.
Sejak itu, melalui KCNA Korea Utara mengecam AS dengan slogan-slogan berwarna seperti : “Mari kita sapu dan habiskan musuh dan bunuh mereka!” dan peringatan bahwa AS “imperialis akan menghadapi kiamat terakhir.”
Setelah Perang Korea, yang berakhir dengan perlucutan senjata pada 1953, AS mempertahankan personel militer di Korea Utara.
Dan berdasarkan satu traktak pertahanan bersama, kedua negara melakukan latihan militer bersama antara unit-unit AS dan pasukan Korea Utara yang mereka sebut sebagai upaya pertahanan diri yang wajar.
Sumberhttp://edition.cnn.com/2015/02/09/asia/north-korea-missiles/index.html
(yns)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar